Jumat, 08 Desember 2017

Resensi Buku Sang Pemimpi

                  SANG PEMIMPI
                    Andrea Hirata
                   





Penerbit         : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit  : Juli 2006
Halaman        : 1-247



       Ikal adalah seorang anak yang tinggal di Belitong. Ayahnya bekerja di PN Timah sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Arai adalah seorang anak yatim piatu, ibunya meninggal saat ia baru kelas 1 SD, ibunya meninggal saat melahirkan adiknya, sedangkan ayahnya meninggal saat ia kelas 3 SD, setelah ditinggal kedua orang tuanya Arai kemudian tinggal bersama Ikal & keluarganya. Sama dengan Arai, Jimbron juga seorang anak yatim piatu, ibunya meninggal saat ia kelas 4 SD, kurang dari 40 hari kematian ibunya, ayahnya juga meninggal, ia akhirnya di angkat menjadi anak asuh Pendeta Geovanny.


        Setelah lulus SMP, mereka bertiga melanjutkan sekolah di salah satu SMA Negeri di Magai, salah satu guru yang paling mereka takuti adalah Pak Mustar. Pak Balia adalah guru sastra sekaligus kepala sekolah yang mengajar mereka. Pak Balia adalah seseorang yang baik & selalu memotivasi mereka. Salah satu perkataan Pak Balia yang masih mereka ingat sampai sekarag adalah: “Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika. Temukan berliannya budaya sampai ke Perancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak Sartre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, & seni hingga mengubah peradaban!”  itulah kata kata yang selalu memotivasi mereka sehingga mereka berjuang ingin pergi kesana.


            Setelah lulus SMA, Ikal & Arai merantau ke Jakarta & bekerja disana. Di sana Ikal diterima bekerja di salah satu kantor pos, ia bekerja sambil kuliah di IPB, sedangkan Arai merantau kembali ke Kalimantan & bekerja di sebuah perusahaan  pertambangan, ia bekerja sambil kuliah disebuah universitas di sana. Mereka berdua  dapat menyelesaikan kuliah di universitas mereka. Dan suatu ketika, saat Ikal sedang mengikuti salah satu tes beasiswa pendidikan sastra dua yang dibuka oleh Uni Eropa di Jakarta, Arai juga ikut tes disana.


            Dan pada khirnya, mereka lulus tes tersebut & di terima di universitas yang sama, yaitu; Universite de Paris, Sorbonne, Perancis. Universitas yang ia inginkan sejak SMA, & ia juga berhasil mewujudkan perkataan Pak Balia.


           Kelebihan; buku tersebut sangat menginspirasi pembaca, buku tersebut dapat memberi semangat & menyajikan ide ide kreatif, penampilan buku menarik & bahan berkualitas, judul buku cukup menarik, gaya bahasa & sudut pandang yang digunakan tepat.


Kekurangan; buku tersebut mengandung beberapa kata yang cukup sulit untuk mengerti.

Infografis Kerajaan Gowa Tallo